Oleh: Dedy Mardiansyah*
OKU Timur muncul sebagai kabupaten lumbung pangan terbesar di Provinsi Sumatera Selatan. Sungai Komering dan paparan lahan rawa yang datar dan sangat luas merupakan fasilitas utamanya yang Allah kasihkan. Pendukungnya adalah program transmigrasi yang agenda utamanya pembangunan teknologi irigasi dengan Bendung Perjaya dan pencetakan lahan sawah secara massif.
Keuletan petani transmigran Jawa dan keterbukaan elit pribumi Komering menjadi basis utama kemunculan OKU Timur sebagai lumbung pangan Sumsel. Pesantren-pesantren menjadi kontak sosial paling strategis bagi berlakunya transformasi sosial yang progresif di OKU Timur. Kiai sebagai elit petani transmigran Jawa bertemu secara dinamis dan harmonis dengan elit pribumi Komering yang memimpin pemerintahan melalui pesantren salafiyah yang lebih terbuka terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pondok Pesantren Nurul Huda (PPNH) Sukaraja dengan perguruan tingginya menjadi sarana konsolidasi kultural efektif masyarakat transmigan Jawa sekaligus sarana mobilisasi struktural massif masyarakat petani transmigran. Solidaritas yang kuat dan mobilitas yang meningkat bagi masyarakat petani transmigran Jawa pada PPNH Sukaraja yang berdiri sejak 1980 dan kampus perguruan tingginya yang berdiri sejak 1995 membuat elit Komering melirik komunitas elit PPNH Sukaraja sebagai mitranya yang paling strategis sekaligus taktis dalam pembangunan OKU Timur.
Tak pelak, PPNH Sukaraja secara strategis dan kampus perguruan tingginya secara taktis berkontribusi besar dalam pembentukan dan pembangunan OKU Timur. Kemunculan generasi sarjana yang ulet dan stabil keturunan petani transmigan Jawa dan kesiapan mereka untuk terjun mengabdi di masyarakat menemukan momentumnya pada pemekaran OKU Timur dan OKU Selatan dari Kabupaten OKU pada tahun 2003. Akhirnya, sarjana lulusan perguruan tinggi PPNH Sukaraja ini terserap lebih banyak dari perguruan tinggi lainnya di dalam birokrasi pemerintahan secara khusus maupun advokasi dan pelayanan kemasyarakatan secara umum.
Dalam konteks kaderisasi para sarjana keturunan petani transmigran Jawa itu di PPNH Sukaraja, PMII adalah komponen yang paling progresif. Sebagai organisasi kaderisasi mahasiswa berlatar pesantren atau Nahdliyyin (warga organisasi Nahdlatul Ulama) yang berdiri sejak 1964, PMII lahir di perguruan tinggi milik PPNH Sukaraja sejak sebelum OKU Timur berdiri. Tokoh yang menjadi inspirasi berdirinya PMII di perguruan tinggi milik PPNH Sukaraja itu tak lain adalah Allah Yarhamuhu Drs. KH. Sholeh Hasan. Tokoh pengembangan PPNH Sukaraja dan sosok kiai pemimpin pesantren yang berlatar aktivis PMII terdepan di Sumsel.
Ya, Kiai Sholeh Hasan adalah inspirasi utama bagi progresivitas perguruan tinggi PPNH Sukaraja. Transformasi kelembagaannya mulai dari PTAIS Nurul Huda, STIT Nurul Huda, STKIP Nurul Huda hingga kini menuju Universitas Nurul Huda, tak pelak berangkat dari gagasan dan gerakan yang menjadi praksis transformatif Abah Sholeh. Progresivitas yang tidak hanya memungkinkan PPNH Sukaraja, melalui perguruan tingginya, melahirkan PMII di OKU Timur dan sekitarnya. Tetapi juga melahirkan HMI dan organisasi-organisasi lainnya.
Bahkan baik di PMII maupun HMI, lulusan perguruan tinggi PPNH Sukaraja ini sampai ada yang aktif di Pengurus Besarnya masing-masing. Kader STKIP Nurul Huda yang meneruskan bakti di PB PMII adalah Sahabati Heni Iswanti dan Sahabati Septia Ulan. Sementara itu di PB HMI adalah Saudara Cak Suyatmin. Selain itu, STKIP Nurul Huda juga jelas kontribusinya bagi kelahiran kampus-kampus perguruan tinggi lainnya dan tokoh-tokoh pengelolanya. Seperti STKIP Muhammadiyah, STIT NU OKU Timur, STIS Subulussalam Sriwangi, STIT Al Hikmah Way Kanan dan juga STAI Ashiddiqiyah OKI.
*Ketua IKANUHA (Ikatan Keluarga Alumni Pondok Pesantren Nurul Huda Sukaraja)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar